Minggu, 05 Oktober 2014

Tugas 1 - Bahasa Indonesia 2 (Masalah Ekonomi)

Nama : Julita Ayu

Kelas : 3EB09
NPM  : 23212994


Ini 4 Masalah Utama Ekonomi Indonesia

  
Jakarta -Kalangan pengusaha menilai perekonomian Indonesia masih terus bertumbuh. Di tahun politik sekali pun yang dianggap tahun yang penuh ketidakpastian, ekonomi RI masih terus bergeliat. 

Namun, ada beberapa masalah utama perekonomian Indonesia yang bakal mengahambat keberlangsungan ekonomi secara umum dan khususnya dunia usaha.

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero Ismed Hasan Putro mengatakan, ada 4 masalah besar yang dapat menghambat perekonomian Indonesia, salah satunya adalah utang luar negeri Indonesia yang membumbung tinggi.

"Utang luar negeri kita tinggi sekali lebih dari Rp 2.000 triliun," kata dia saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (23/3/2014).

Selain masalah utang, anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digelontorkan pemerintah mencapai di atas Rp 300 triliun. Angka ini sangat membebani pemerintah. Sebaiknya, kata dia, anggaran yang disediakan untuk subsidi BBM dialihkan untuk infrastruktur yang membangun.

"Subsidi BBM di atas Rp 300 triliun. Ini harusnya dialihkan saja ke infrastruktur di Sulawesi misalnya atau Sumatera akan lebih membangun. Berhenti memperbesar porsi subsidi, subsidi yang menikmati orang di Jakarta, Jepang dan Korea karena kendaraan mereka laku," ungkapnya.

Di samping itu, tingginya angka impor pangan di atas Rp 300 triliun juga menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sudah saatnya Indonesia mandiri pangan.
"Impor pangan sudah lebih dari Rp 300 triliun. Indonesia sudah seharusnya tidak bergantung pada impor. Sumber daya alam kita banyak, mungkin kayak gandum memang kita belum bisa menghasilkan banyak tapi yang lain-lain seperti beras itu kan kita bisa menghasilkan sendiri," terang dia.

Hal lain soal kesenjangan ekonomi. Jurang antara si kaya dan si miskin terlampau tinggi padahal jarak tempat tinggal tidak terlalu jauh.

"Jurang kemiskinan masih banyak contohnya di Banten dan terkaya di Menteng, padahal jarak dari Banten ke Menteng itu tidak lebih dari 2 jam.
Di Menteng pakai jas yang mahal tapi masih banyak yang telanjang di Jambi, Papua, ini PR bagi presiden soal kesenjangan ini bisa diperkecil," jelasnya.

Di tempat yang sama, Chairman Sahid Group Sukamdani Sahid Gitosardjono meminta kepada pemerintahan baru untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan anggaran pendidikan dalam APBN.

"Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bukan saja bersaing dalam komoditas tapi juga manusianya. Jadi pemerintah harus menganggarkan dana pendidikan lebih dari 20% dalam APBN supaya SDM kita bisa unggul, berbudaya dan bersaing dengan negara lain," tutupnya.

Analisis :
Dapat disimpulkan bahwa masalah perekonomian di Indonesia yang menjadi pokok utama adalah utang ke Luar Negeri yang membumbung tinggi, anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digelontorkan pemerintah, tingginya angka impor dan perbedaan jenjang sosial antara kaya dan miskin.
Seiring dengan jumlah utang pemerintah yang semakin bertumbuh, maka diperlukan pengelolaan utang yang komprehensif. Dimana pemerintah perlu melakukan analisis yang mendalam terhadap utang baik dari segi jumlahnya. Sehingga pemerintah bisa menyusun startegi yang baik untuk menutup segala anggaran.
Pemerintah juga bisa meningkatkan daya beli masyarakat, melalui pemberdayaan ekonomi di daerah. Dan bisa meningkatkan pajak atas barang mewah dan impor.
Maka pemerintah sebaiknya lebih mengutamakan kepentingan rakyat dibandingkan kelompok-kelompok tertentu.
Di Indonesia merupakan Negara pengimpor minyak sehingga secara langsung dampak dari kenaikan minyak dunia berpengaruh terhadapa perekonomian Indonesia. Di Indonesia sendiri harga minya dunia sudah semakin tinggi, yang diberikan pemerintah subsidi yang berasal dari APBN untuk mengontrol minyak dalam negeri. Maka, kita sebagai masyarakat mendukung program pemerintah yang berkaitan dengan kenaikan BBM dan melihat hasil dari penghematan yang telah terlaksana. Namun, bagi masyarakat yang sudah mapan juga sebaiknya bisa bekerja sama dalam menggunakan bahan bersubsidi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat. Dan tidak membebani masyarakat yang menengah ke bawah.
Sehubungan dengan impor, di Indonesia sendiri merupakan Negara yang ketergantungan dengan impor. Mengingat Negara Indonesia kaya akan sumber daya alam, namun impor paling banyak antara lain buah dan beras. Menteri BUMN mendorong untuk mengembangkan buah sehingga mengurangi ketergantungan impor. Masyarakat di Indonesia seharusnya sadar bahwa Negara Indonesia ini sangat kaya, tinggal bagaimana kita bisa membantu dan saling bekerjasama dalam hal mengurangi impor. Pemerintah sebaiknya membuat analisa lagi akan sumber daya yang ada saat ini, sehingga semua menguntungkan bagi Negara.

Mengenai jurang kemiskinan yang membedakan kaya dan miskin, masyarakat harus sadar masing-masing bahwa semua itu sama. Tidak ada membedakan masalah status, karna hal tersebut membuat Negara kita semakin buruk ke depannya. Jika masyarakat sadar dan melihat hal baiknya, mungkin tidak ada lagi perbedaan. Dan sebaiknya yang kuat dapat membantu yang lemah. Dalam arti yang kaya bisa membantu yang miskin untuk menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar: